Kamis, 05 Maret 2009

Teringatmu_Teringat Masa Lalu_Teringat HikmahNya Yang dituturkan lewat Seorang HambaNya

Duh jiwa di kejauhan yang tidak sempat ku kenal. Hari ini kau mengingatkanku pada kata-katamu dahulu ketika air mataku tumpah gara-gara rasa asin di ujung cangkir. Bukan masalah besar sebenarnya, tapi aku melihatnya dari sudut yang saat itu tidak kau lihat. Kau berkata, jiwaku hanya seluas cangkir yang gampang retak! Gampang terluka. Diriku si mungil yang susah sekali untuk diajak bersikap dewasa.

Kau yang menginginkan aku bersikap seperti sebuah danau, yang ketika ditaburkan segenggam garam kepedihan maka tidak akan menimbulkan perubahan pada rasanya yang tawar. Kau bahkan mengharapkan aku menjadi lautan, meskipun kepedihan yang asin memenuhi kehidupannya, tidak membuatnya menolak orang mencari kehidupan di kedalaman lautnya, meskipun dia dirusak dan disakiti.

Kau yang kadang kuingat ketika menghadapi masalah yang membuatku bingung harus aku lihat dengan kacamata apa. Kadang masalah itu terasa sebesar gunung yang menutupi pandangan dan mempertaruhkan sebuah harga diri. Tapi kadang bisa juga hanya terasa seperti: Ah, cuma sepiring nasi aja kok! Ah, cuma secangkir air aja kok! Ah, cuma masalah dunia saja kok! Dan segala hal yang kadang bisa dianggap cuma, tapi bukan berarti percuma!
Kau di mana kini?

Senin, 02 Maret 2009

Kemarahan pada pemimpin berotak picik!

Anjing busuk
Penjilat beraroma tahi
Melihat semut di kejauhan
Aib di badan tak terendus!

Berkhotbah bak orang suci
Menatap jijik pada sekeliling
yang dianggap hina
Tak sadari, ilmu hanya setitik
dibanding keluasan ilmuNya

Anjing kau!

Selasa, 24 Februari 2009

Perpisahan_Terbukanya Gerbang Penyatuan DenganNya

Sebelum cinta penuh kesederhanaan ini menguap
Berlalulah keangkuhanmu di hadapan harapanku

Menertawakan rasa atau pengakuan yang terucap


Suaramu tetap mendayu rinduku

Hangatmu menampik keresahan mirip keringat hantu

Panggilan lirih di tengah malam

Tak membuat tidurmu terjaga

atau memupuskan mimpimu

Ragamu diam terlentang


Kanda

Tak terasa waktu berlalu

Berderai bersama celoteh naif

Senggama kataku yang telanjang

Welasmu menanting kekanakanku

Mengantar ke gerbang kemandirian


Sebelum cinta yang laksana daun

Bermula hijau dan berubah menguning

Kemudian luruh ke tanah

Menyelinaplah engkau di balik tangis pengharapanku

Bagian cerita tentang kemarahan naga yang menghanguskan

Melecutkan ekornya yang berduri
Memaksa kemandirian tumbuh
meski prematur

Ada banyak cerita saat kau tinggal aku sendirian
Berjingkat menjauh agar tak kudengar
Acuh bersama hujan, malam gelap, atau takdir di langit

Pergilah dari kerinduanku
Biar kunikmati sisa-sisa kesyahduan malam
ketika kau bernyanyi bersamaku
Meski hanya sebait lagu bernada sumbang

Senin, 23 Februari 2009

Puisi Cinta Seorang Hamba_Hanya Sepenggal Puisi CintaNya


Aku terhanyut dalam kesederhanaan cinta yang di tuturkan Sapardi Joko Damono. Kanda, puisi ini sangat menggodaku hingga memerahkan kerinduan yang tidak kau pedulikan.

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada

Kahlil Gibran pun mengolok-olokku hingga aku tak kuat menatapmu. Kanda, maafkan jika perasaan ini melukaimu....

“Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang”

“Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya”

“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian… Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…, di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan… sekecup ciuman”

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada…”

“........"

Kemelekatan

Menghindari kemelakatan?
Allah tentu cemburu jika kita lebih melekat pada ruang, waktu dan semua yang menjadi ciptaanNya.
Tapi...aku jadi bertanya:
"Apakah usahaku menghindari kemelekatan ini, justru mengarah pada kemelekatan yang lain? Kemelekatan yang sebenarnya tidak lebih baik? Hanya berbeda ruang, waktu dan sesuatu?"

Kamis, 19 Februari 2009

Bercakap Di Sela Hujan_Meraba inginMu

Fulanah berkata:
Kanda...
Dibalut nyeri sepi
Aku sembunyi di balik tabir misteri
Tak terlihat
Tak terpahami

Dia mengizinkanmu tuk mengenalku
Tuk mengetahui kedalaman rasa
Dia mengizinkanku tuk mengikuti langkahmu

Inilah kemurnian
Tak tersentuh rasa ingin mengikat!
Kanda menjawab:
Bahkan misteripun masih terselubung tabir...?
misteri menyimpan banyak pertanyaan

ada yang harus dijawab bahkan
ada juga yang tak harus dijawab

namun untuk sebuah jawaban...

berapakah langkah dan nafas diperlukan?

atau jangan-jangan sampai nafas berakhir...
misteri kita jangankan untuk terpecahkan
bahkan untuk tersingkap pun....

ah...
semoga ada celah dariNya

untuk membukakan jendela bathin kita

amiin.

Minggu, 15 Februari 2009

Menanti Waktu Atau Menghadapi Waktu_Yang Manakah?

Kalau aku diam, sebenarnya sih bukan semata-mata karena aku pasrah. Atau, seperti aku bilang: "Toh waktu akan menunjukkan belang yang sesungguhnya".
Karena aku sendiri meragukan bahwa itu adalah wujud penghambaanku. Jangan-jangan ini adalah kelemahanku yang meragukan kekuatanNya untuk menolongku. Aku merasa tertinggal dan ditinggal tanpa kekuatan untuk ngapa-ngapain. Dan aku bukanlah seorang Sun Tzu ahli siasat yang mungkin menganggap kepasrahan itu sebagai bagian dari siasat.
Atau aku bilang: "Aku mengibaratkan diriku sebagai teks, yang bebas dibaca orang dengan nada apapun bahkan dimaknai bagaimanapun. Jadi kenapa aku harus pusing dengan apa yang dipikirkan orang tentang aku".
"Tapi jika kita bisa melakukan sesuatu dan membuat bacaan itu menjadi bacaan yang bermakna positif, kenapa enggak? Kita mungkin bisa ceria dan tidak merasa ada masalah apapun. Tapi, ternyata ada orang lain yang merasa bermasalah dengan kita, apakah kita akan diam saja? Kita berada di dunia yang sempit, ketidakharmonisan itu akan berdampak buruk terhadap dunia kecil kita..." ujarmu membuatku berpikir dari sudut yang beda.
Ah! Kau membuatku ingin berpuisi di hadapanmu dengan keegoanku yang telanjang...
Naga Es
Akulah Sang Naga
Aku ingin memuntahkan apiku
Aku ingin menelan kerusakan ini
dan menghanguskan bagian-bagian yang tak kusukai
Panasku beku dalam dingin marahmu
Marahku lenyap dalam beku diammu
Harapanku menggigil
Aku tak berdaya

Selasa, 10 Februari 2009

Ketidaksempurnaan kita_Sempurnanya CiptaanNya


Kanda...
Air mata menatap nanar pada pesan yang kau kirimkan:
"Tidak selalu orang dengan mudah memahami yang lain bahkan dirinya, begitu fluktuatif dan tidak konsisten, begitulah kita. Tapi yang pasti kita berada dalam jalan untuk ke sana. Kenapa harus dihentikan?"

Tergesa kutulis pesan balasan:
"Harapanku, aku bisa menjadi sahabat. Yang bisa peduli, meski dunia menolakku!"

Kanda, seluruh raga turut merasai tangis jiwaku. Aku terguguk menahan mual yang menohok. Ini pukulan luar biasa bagi keegoanku! Dan balasanmu membuat mataku redup, tak berdaya:
"Dunia akan menerima siapapun yang jadi makhlukNya. Insyaallah!"

Aku tidak berniat untuk menganggap semua yang sudah kita lewati adalah sesuatu yang tidak berarti. Tidak!
Aku hanya tidak sekuatmu.
Aku tidak memiliki cinta searif cintamu.
Aku tidak memiliki kasih sayang setulus yang telah Dia titahkan dalam hatimu.

Kanda...
Semoga Dia tidak membuatmu kecewa dengan kenaifanku
Marah karena kepicikanku
Benci dengan ketidakdewasaanku
Bosan dengan cinta yang tak kau inginkan

Kanda...
Inilah ketidaksempurnaanku, ketidaksempurnaan kita
Ataukah ini kesempurnaan kita yang sesungguhnya?

Minggu, 08 Februari 2009

Seperti Pawang Ular

Kanda...
Ingatkah pada lelucon ini?

Banyak baca, banyak lupa
Sedikit baca, sedikit lupa
Tidak pernah baca, tidak pernah lupa

Kalau dipikir, hal itu tidak hanya dalam hal baca aja kan?
Dalam segala hal!
Semua adalah pilihan!

Dari pilihan ini, akan bergulir pada tahap berikutnya
Misalnya, anak kelas 1 yang baru belajar membaca
Tidak akan di beri tes yang sama dengan kelas 6 yang sudah mahir
Setiap orang akan diuji menurut kesanggupannya

Pawang ular bukanlah pawang hujan
Pawang ular akan dipertemukan dengan ular
Pawang hujan akan dipertemukan dengan cuaca
Kalau dipikir, hal itu tidak hanya dalam hal kesanggupan aja kan?
Dalam segala hal!
Semua adalah keseimbangan!

Kanda...
Kenapa jiwa ini sulit sekali sejalan dengan pemikiran?
Aku ingin mereguk semuanya!
Tapi...
Aku ingin menafikan semua tes dan tahapan selanjutnya!
Betapa egois!

Aku Merasa Tidak Siap!

Kanda...

Senjamu
Sepimu
Tafakurmu
Terganggukah?

Selalu ada air mata
ingin ku antar pada kearifanmu
Selalu ada percaya
ingin kulabuhkan di jiwamu
Selalu ada tawa
ingin kubagi
selalu ada risau
yang mengingatkanku padamu
Selalu...

Aku bukan pemilik keselaluan ini
Tapi Sang Pemilikpun tak memberiku tanda
rasa ini akan berakhir...

Kanda...
Aku Percaya!

Minggu, 01 Februari 2009

Kita Bernaung di Bawah Langit Yang Sama

Kanda...

Langit kita sama
Tuhan kita juga
Masih menginjak bumi yang sama

Tapi...
Apakah doa kita sama?
Adakah harapan yang sejalan
Adakah kesejatian yang kita cari itu sama?

Ini tentang harapan!
Dari sepotong hati yang risau dan mendamba
Sesuatu yang lebih baik

Duhai insan yang diberi banyak keindahan

Temani aku meski dari kejauhan
Menapaki hidup
Merangkak diantara duka
Mensyukuri takdirNya
Mengingatkan aku yang terlupa!

Rabu, 28 Januari 2009

Lupamu_Mengingatkanku

Tahukah rasa perih?
Tahukah rasa sakit?
Tahukah tentang kegelisahan?
Tahukah rasanya rindu?
Tahukah tentang prasangka?

Sekarang, aku ingin memberitahumu..
Aku terjebak dalam semua rasa
Menikmati lupamu
Menikmati marahmu
Menikmati acuhmu
Menikmati kebaikanmu

Menikmati, ketika lupamu
Malah mengingatkanku

AKU PERCAYA!

Kamis, 22 Januari 2009

Datang Menghampiri Tanpa Dicari_PerhatianNya Pada Semua HambaNya

Tadi malam, aku hanya bisa tersenyum ketika tawaran itu datang. Sebuah perusahaan memintaku untuk membuat sebuah naskah film yang harus ditayangkan bulan Juni mendatang. Kun Fa Yakun...!
Sungguh aku tidak pernah membayangkan ini. Saat-saat terakhir adalah masa aku ingin mendekatiNya. Waktu ini rasanya sangat sempit, apalagi jika aku jalani sambil menulis naskah yang dimaksud. Tapi ini juga sebuah kesempatan emas. Awalnya, perusahaan itu mempertimbangkan seorang wanita yang menulis "Perempuan Berkalung Sorban", Abidah El Khalieqy. Tapi, Dia akhirnya membawa mereka padaku. Dia membuat mereka berpikir, aku adalah mutiara yang tak terlihat. Ibarat intan yang terkubur di lumpur hitam. Bahkan, mereka juga bersedia memberikan beasiswa jika aku ingin mengikuti pendidikan yang mendukung atau mengasah bakat kepenulisanku.
Kanda...
Aku dibuat berpikir dan terpaku sendiri, ketika saat-saat terakhir Dia memaku aku pada sepenggal kataNya bahwa: Dia akan menambahkan rezeki bagi siapa saja yang dikehendaliNya dengan jalan yang bahkan tidak pernah terpikir oleh akal manusia. Aku yakin, ini adalah rezeki dariNya.
Tapi, Dia juga membuatku berpikir, bahwa ini adalah ujian. Akankah dengan sedikit rezeki ini, aku akan berpaling dari merenungi KalamNya dan menekuri naskah yang harus aku selesaikan dalam waktu yang sangat sempit.
Kanda...
Aku tak berani menilai kesiapan diriku. Aku juga tak berani untuk memastikan latar belakang takdir ini. Akhirnya, aku menerima tawaran itu dengan tetap meminta mereka juga mencari penulis lain. Aku khawatir tidak bisa menyelesaikan tepat waktu karena aku ingin bersamaNya dalam keadaan seperti saat ini. Dan seandainya Dia membuatku bisa menyelesaikannya, maka akan ada pilihan bagi pihak perusahaan untuk menentukan naskah yang terbaik untuk di filmkan.
Kanda...
Kun Fa Yakun.., kita hanya menjalani takdir, bukan menciptakannya. Jadi, siapa tahu?!

Kamis, 08 Januari 2009

Menunggumu_Menunggu sapaanNya bagi kesepian di hati rapuh ini

Kanda...
Ku melangkah keluar dan menerobos hujan tadi malam. Menggandeng tangan mungilnya yang Dia jadikan sesuatu yang harus aku pikirkan sebelum bertindak. Mengingatmu dalam tiap titik air hujan yang kencang menerpa badanku di bawah payung mungil. Sedang apakah kau gerangan. Adakah Dia membuatmu hangat? Ataukah Dia membuatmu terjebak hujan dan berdesakan di sebuah halte? Membiarkan mata teduhmu meredup dalam bayangan gelap. Menekuri liku kehidupanmu yang ditakdirkan membuat lemah dan cemasku menjadi kekuatan dan harapan?

Kanda...
Apakah kerinduan itu ada di hatimu? Atau Dia hanya memberikan rasa ini padaku? Aku merindukanmu. Bukan untuk memilikimu, tapi untuk menjadi dirimu. Menjadi bagian dari keindahanNya yang ada pada dirimu.

Kanda,...
Menanti kabar dari hatimu yang mengijinkan kerinduanku memekakkan malammu. Apa daya, tengah malampun terlewat, pesan yang kukirimkan di sela hujan tak juga berbalas. Tenggelam dan meresap ke dalam tanah.

Kanda...
Dia membuatku rindu pada cengkerama itu.


Selasa, 06 Januari 2009

Mencarimu_Mencari KeindahanNya

Ke mana Dia membawa langkahmu hari ini Kanda?
Tak nampak meski hanya sekilas bayangan. Ketika gulita melingkupi alam, kucoba untuk mendengar suaramu. Yang dengannya Dia membuat gundahku menjadi tenang. Tetapi mungkin kau sudah larut dalam mimpimu.

Aku sedih Kanda. Apakah Dia memberitahumu? Bukan sekedar karena Dia tak membiarkanku melihatmu. Tapi dari dunia nyataku. Persinggahan sementara yang kadang menjadi dilema bagi rumah tangga yang di amanahkan di pundak payah ini. Seharusnya aku merasa bersyukur, sekian banyak tanda-tanda keburukan yang Dia perlihatkan jika kami benar-benar menempati rumah itu. Tapi, ego ini tetap di buatNya merasa kecewa dan sangat terluka Kanda.

Aku sangat mengagumi para generasi tua yang berada di kota ini, Kanda. Betapa baiknya mereka pada kami yang masih muda usia dan miskin pengalaman. Luar biasa. Terlalu baiknya mereka, bahkan sebuah rumah juga diperuntukkan bagi kami dengan pembayaran yang sangat mudah. Harapanpun melambung. Setiap ada waktu kami selalu mengunjungi rumah idaman. Bentuknya pun di rubah sesuai dengan keberuntungan yang bertengger di batok kepala ini. Luar biasa indah dan menyenangkannya tinggal di sana, Kanda. Ketika kegilaan itu datang, kadang aku memimpikanmu ada di sana.

Aku benar-benar lupa untuk sekedar mengingat bahwa kekaguman ini tak selayaknya untuk mereka. Sungguh aku lupa padaNya yang mampu membolak-balik hati manusia menjadi baik atau buruk. Bahkan ketika tiba-tiba ada orang yang ingin membeli rumah itu dengan harga 90 juta lebih mahal dibandingkan harga yang ditawarkan pada kami. Lalu janji itupun lenyap menguap tanpa diskusi. Demi 90 juta, Kanda. Sebuah jalinan silaturahmi yang sangat indah inipun ternodai. Aku sangat terkejut. Tak menyangka orang-orang yang aku kagumi bisa melakukan semua ini. Ego picik ini masih tak jua mau mengerti. Aku kembali lalai untuk mengingat bahwa mereka sekedar alatNya. Dialah yang sesungguhnya membolak-balik hati manusia.

Lalu Dia mengingatkanku padamu. Dan kau tentu masih diingatkan, bahwa dengan mengingatmu, Dia memoleskan senyum bahagia di bibir yang sering mengumbar kesombongan ini. Aku sejenak merenungkan semuanya. Tentang harapan, mimpi, kebutuhan dan realitaku. Aku berharap bisa kembali padaNya. Temani aku, Kanda.

Senin, 05 Januari 2009

Cinta manusiawiku_CintaNya padamu

Pernahkah kau didengarkan sebuah kalimat:

Kata-kata adalah mantra.

Nah, setiap kata yang tertulis lewat tanganmu ataupun mengalun merdu dari bibirmu seperti puisi cintaNya pada kemanusiaanku. Sungguh, Dia selalu memberiku kesempatan untuk tidak melewatkan indahnya penggalian ini. Sepenggal dialog di antara kita, kuharap Dia tidak membuatmu keberatan karena ku posting di sini.

Assalamualaikum Cinta

Wa'alaikumsalam

Sudah baca?

Belum Fulanah, masih mau santai dulu, maklum baru sampe

Oh iya lupa he he. Please read in ya Kanda

Sory lagi buka yang lain

هىه شيش نشن

Sangkanparaningdumadi.blogspot.com.

Please open it

Kenapa dah banyak karyanya ya,he2

خلال عطلة لكم فقط لعب كرة القدم؟

وأود أيضا أن تفعل

لا تعليق aja

Subhanallah, semoga begitulah yang terbangun dalam alam pikir dan hati, indahnya terjalin kepaduan antara jiwa, hati, alam pikir, dan tubuh (yang terekspresikan dalam "bahasa" kita untuk mengkomunikasikannya). Inilah "totalitas diri"

نعم للعشاق

كا هناك قيود الحب

Mungkin ada baiknya bagi upaya merengkuhNya jika diriku tidak tidak tersentuh dengan perasaan yang sama. Supaya tidak larut dalam luapan rasa yang "manusiawi", juga perlu mata dan persepsi yang berbeda sehingga keseimbangan untuk tetap berada pada usaha menuju jalanNya terjaga.

Itukan blog for us. MencapaiNya bisa lewat mana aja kan Kanda?

Insyaallah Fulanah, ya nanti aku ikut mengisi. Ini just sharing juga kok

Whether the symptoms are left feeling the same

????

Perlu untuk belajar dan beradaptasi dulu supaya familiar mengisinya

So?

Familar secara teknologis lo

I will wait long nih

Ya dong, namanya menunggu ya menunggu, ya kan

Kanda, I feel loh. I am reminded of the early return aja

Feel apakah itu

Tapi dari tanggal satu ke atas sudah agak berkurang

Ya, kalo dah ada tulisannya ku entry

Alhamdulillah kalo bisa berkurang

Maksudnya berkurang itu, aku merasa kalo aku kadang diingat. Tapi itu awal-awal Kanda pulang aja. Setelah itu kayaknya sama sekali gak mengingat lagi deh

He he he, kadang feeling itu aktual/valid dan kadang juga halusinatif, bukan begitu....,mungkin x ya

Menurut Kanda sendiri gimana?

Insyaallah inget, tapi jangan tanya intensitasnya, relatif.... dan bisa berbahaya. Btw dont be sad! kan selalu ada yang inget sama Fulanah, begitu dekat dan selalu perhatian dan penuh kasih sayang, Dialah The One only The One.

Fulanah aku pamit off dulu ya, mau nyante sebentar di tempat favoritku, yaitu gubuk janji. Dan setelah itu go home, thank you and c u ... ya..

Aduuuh

Kenapa Fulanah, kalo pusing kepala, minumlah bodrek, he he... kayak iklannya Dede Yusuf gt loh..

Sebentar banget

Ya... untuk warming up dulu Fulanah, kalo lgsng lama bisa ngedrop nanti, kan mesin diesel....

Hahaha

Katanya sanggup antri 9 orang

Oke deh... c u later, happy writing and reflection ya.... have nice day!

Huuuuuu

Thankyou deh

Tahukah duhai insan yang diberi banyak keindahan...
Sepenggal dialog seperti ini sangat berarti bagi kerinduanku. Membuatku melangkah riang dan bersemangat pulang. Terima kasih

Milikku_MilikNya

Tadi malam dada ini rasa di tohok telak di ulu hati. Betapa perihnya hingga mengucurkan air mata kekecewaan. Tapi siapakah aku? Yang bisa menata takdir sesuai keinginanku.

Ya Allah...
Ampuni aku dengan segala kezhaliman yang melekat di hati ini. Satu demi satu pemberianMu yang pernah aku khayalkan untuk kurasa bersamanya, Kau ambil. Wahai Yang Maha Tahu, aku tak punya daya apapun untuk menentang segala yang Kau inginkan.

Bermula dari penyakit di kulit setelah aku pernah mengkhayalkan kulit ini di sentuhnya. Lalu aku menangis bersujud kepadaMu. MerayuMu dengan kemunafikanku. Kau tentu tahu bahwa aku pasti mengulang hal itu lagi. Bukankah Kau yang menyentuhkan khayal itu di benakKu? Cemburukah Kau Ya Allah? Dan gatal itupun Kau hilangkan dari raga fana ini.

Lalu, aku pernah mengkhayalkan dalam rumah yang akan Kau berikan padaku, di sana ada dirinya. Menjalani hidup bersama secara diam-diam tanpa meninggalkan kenyataan yang Kau berikan pada kami. Keadaan yang tentu tak membuat aku ataupun dirinya tenang. Hanya khayalan gila tanpa peduli apakah dia juga punya khayalan yang sama. Dan malam ini, rumah itupun Kau ambil dariku. Kau kembali membuatku menangis Ya Allah! Aku takut bermimpi. Betapa mudahnya Kau membolak balik takdir makhlukMu, apalagi sekedar membolak balik hati manusia.

Ya Allah...

Aku ingin menjadi sesuatu yang halal baginya

Yang boleh menyelami cahaya matanya

Menjadi kebaikan setiap mengingatnya

Yang dapat membelai raganya

Menyatu dalam keheningan

Bersama menguntai keMahaanMu
Ya Allah...
Sedikit kesadaran yang Kau berikan dalam kepala ini membuatku eling. Kau telah mengamanahiku sesuatu yang luar biasa, tapi kejahiliyahan ini masih juga Kau tautkan di hati? Apakah Kau ingin bercanda dan berolok-olok?

Ya Allah...
Bukan wewenangku untuk menanyakan motifMu. Dan aku sendiri juga tak mampu untuk mengenyahkan rasa ini. Jadi...mengalirlah mengikuti iramaMu. Yang menyesakkan sekaligus membuatku melambung nyaman. Yang membuatku bermimpi sekaligus menyadarkanku. Yang membuatku menangis sekaligus tertawa bahagia. Ah!

Wahai makhluk yang banyak di beri keindahan...
Maafkan aku yang masih diberi cinta ini...

Menundukkan Ego_Mengakui KuasaNya

He...he...he...

Dia masih membuatku ingat pada kegilaan yang dulu pernah aku alami:

"Sayang, aku punya mimpi mengelilingi dunia ini. Jika Dia membuatku mampu mewujudkan mimpi di benakku, maukah kau menemaniku?"

"Kenapa harus aku?"

"Aku merasa aman dan nyaman bersamamu. Rasanya semua tantangan yang menghadang mampu aku terjang selagi kita bersama"

"Tapi kondisiku tidak memungkinkan.."

"Tapi, itukan hanya mimpiku Kanda. Jadi, bukan berarti besok kita pergi. Mungkin suatu saat nanti. Apakah kau bersedia menemaniku?"

"Maaf, jawaban apa yang kau inginnkan?"

"Aku ingin kau bersedia"

"Tapi, aku tak bisa memberi jawaban seperti itu selama kondisiku tidak memungkinkanku untuk melakukannya"

"Oke, aku akan terus menanyakan hal itu sampai kau berkata: Siap!"

"Tapi, selama kondisi tidak memungkinkanku untuk menemanimu, maka kau hanya menemukan jawaban: Tidak bisa!"

"Yah, aku akan terus bertanya hingga kau bilang: Siap...Siap...Siap!"

He...he...he..., sedikit berpikir seperti yang kau sarankan, betapa angkuhnya egoku...bahkan mungkin betapa angkuhnya ego kita. Dalam keangkuhan yang berbeda.

Minggu, 04 Januari 2009

Terima kasihku padamu_terima kasihku padaNya

Setelah perpisahan kita, masihkah Dia memberi ingatan di benakmu. Pada tiap tetes air mata kelemahan yang Dia alirkan di pipiku? Pada tiap kata yang Dia ucapkan lewat bibir yang juga pemberianNya ini. Pada manisnya cara Dia menggali jalan keluar lewat kelembutan yang juga diberikanNya padamu. Bahkan aku dan mu-pun juga adalah milik-Nya.

"Kekuatan itu tidak bisa diharapkan dari luar diri kita, tapi kita mempunyai kekuatan dari dalam yang harus kita gali"

"Berbuatlah untuk diri sendiri... Padahal diri sendiri itu tenggelam dalam kebesaranNya. Jadi berbuatlah hanya untukNya dan karenaNya.. Subhanallah! Indahnya ikhlas. Sebuah kondisi hati yang kadang menjadi bahan tertawaan sekitar kita"

Atau..ketika kita berdialog:
"Mengalirlah..! "
"Bagaimana mungkin sayang, hal itu akan menyakiti banyak orang"
"Lho, bukannya seperti air yang justru akan memberi manfaat bagi segala yang dilaluinya?"
"Tapi ini berbeda..,lebih bermanfaat jika aku kumpulkan dalam luasnya rasa yang Dia berikan.."
"Kalau selalu dibendung..,nanti kalau tiba-tiba meluap bagaimana?"
"Ini berbeda Arjuna.., ini adalah danau.. Danau perasaan yang benar-benar tidak aku ketahui ujung dan pangkalnya. Tapi Dia membuatku sangat menyadari keberadaan rasa ini"

Bahkan ketika napas optimis itu mengembun, Dia berkata pada bibir-Mu:
"Majulah...masih terlalu dini untuk menghakimi seorang hamba. Ingatkah bahwa hamba yang bersangkutan juga tak mempunyai daya untuk membuatmu merasa sakit ataupun senang. Dia hanya jalanNya. Kenapa tidak meminta kepadaNya? Teruslah berjalan mengikhlaskan ketentuanNya"

Ah! Mudahnya Dia menyentilkan pikiran itu di antara kita, lalu membuat mataNya pada kita saling menatap. Senyum pun terkembang.

Wahai insan yang ingatanku selalu ditambatkanNya padamu

Bahkan selama perjalanan yang Dia anugerahkan padaKu, dirimu selalu Dia tambatkan di batok kepala ini. Getar yang Dia iringkan setiap mengingatmu, adalah caraNya menyesakkan dada dan mengingatkan pada kekuatanNya. Terima kasih Tuhan.., terima kasih insan yang mau menjadi jalanNya untuk mendengar gundah dan luapan cinta ini.Insan yang begitu indah..

Maafkan aku yang dibuatNya kuat untuk menyenandungkan doa: Allahu yarhamuna wayahdinaa wa inna insya Allah yajma'unaa walau fil ukhraa. Amin.

Mengenangmu-MengenangNya


Kekasihku...Sahabatku...Jiwaku...Cintaku...Hatiku...

Ah! Aku terlalu lemah untuk menyebutmu dengan segenap embel embel yang belum tentu bisa kau rasakan jika Dia tidak menyentuhkan pada rasa di hening dan hatimu...


Semoga kau diberi daya untuk sekedar memahami dan menghayati rasa ini..
Di beri sedikit kekuatan untuk meresapi setiap desah, kata dan airmata yang mengiringi kuatnya rasa yang sama sekali tak bisa ku simpan..

Tentu bukan memaksa Dia membuat kita bernasib sama, tapi semoga pengertian dan percayaNya ketika melihat Adam kesepian tersentuh di hatimu. Lalu Dia mencipta Si Cantik Hawa untuk mengusir sepi di hati Adam, seperti kata dan cahaya matamu yang membuat cemasku menjadi harap.