Ku melangkah keluar dan menerobos hujan tadi malam. Menggandeng tangan mungilnya yang Dia jadikan sesuatu yang harus aku pikirkan sebelum bertindak. Mengingatmu dalam tiap titik air hujan yang kencang menerpa badanku di bawah payung mungil. Sedang apakah kau gerangan. Adakah Dia membuatmu hangat? Ataukah Dia membuatmu terjebak hujan dan berdesakan di sebuah halte? Membiarkan mata teduhmu meredup dalam bayangan gelap. Menekuri liku kehidupanmu yang ditakdirkan membuat lemah dan cemasku menjadi kekuatan dan harapan?
Kanda...
Apakah kerinduan itu ada di hatimu? Atau Dia hanya memberikan rasa ini padaku? Aku merindukanmu. Bukan untuk memilikimu, tapi untuk menjadi dirimu. Menjadi bagian dari keindahanNya yang ada pada dirimu.
Kanda,...
Menanti kabar dari hatimu yang mengijinkan kerinduanku memekakkan malammu. Apa daya, tengah malampun terlewat, pesan yang kukirimkan di sela hujan tak juga berbalas. Tenggelam dan meresap ke dalam tanah.
Kanda...
Dia membuatku rindu pada cengkerama itu.
Kanda...
Apakah kerinduan itu ada di hatimu? Atau Dia hanya memberikan rasa ini padaku? Aku merindukanmu. Bukan untuk memilikimu, tapi untuk menjadi dirimu. Menjadi bagian dari keindahanNya yang ada pada dirimu.
Kanda,...
Menanti kabar dari hatimu yang mengijinkan kerinduanku memekakkan malammu. Apa daya, tengah malampun terlewat, pesan yang kukirimkan di sela hujan tak juga berbalas. Tenggelam dan meresap ke dalam tanah.
Kanda...
Dia membuatku rindu pada cengkerama itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar